top of page
Roemah 151

Kedai Kopi Roemah 151 adalah sebuah tempat interaksi sosial yang berada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Di tempat ini masyarakat dan pendatang tidak hanya datang untuk sekedar minum kopi dan bersantai, tapi juga dapat bersosialisasi dan berdiskusi layaknya ruang publik.

  • Grey Facebook Icon
  • Grey YouTube Icon
  • Instagram
  • Google Maps

Social Space

HITS

Sumedang Pride

2017

Recent Posts
Archive

Garuda Institute Mengingatkan Besarnya Peran Pemuda dalam PILKADA


Sabtu, 23 Desember 2017 bertempat di Kedai Kopi Roemah 151 Sumedang berlangsung agenda LITERACTION #1 yang diselenggarakan oleh Garuda Institute yang didukung oleh KPU Sumedang, Roemah 151, dan IM Creative. Pada LITERACTION #1 mengulas mengenai bagaimana pemuda menemukan peran yang seharusnya dalam menyukseskan PILKADA. Agenda ini dihadiri oleh berbagai perwakilan lembaga/komunitas pemuda di Sumedang.

Diawal pembukaan kajian, Zalfadila Winneke yang merupakan Manajer Pengembangan Sumber Daya Manusia Garuda Institute sekaligus menjadi pematik diskusi melemparkan pertanyaan kepada para peserta kajian. “Pemuda Sumedang berjumlah ±300 ribu jiwa atau ±25% dari penduduk Sumedang serta kekuatan kolaborasi Generasi Y (milenial) dan generasi Z, mau dibawa kemana potensi pemuda ini untuk menyukseskan PILKADA?” Tanya Zalfa.

Rangga dari SAPMA Pemuda Pancasila berpendapat, “Saya meyakini bahwa kita yang hadir dalam forum hari ini memiliki kepedulian yang kuat terhadap PILKADA. Seperti yang kita ketahui pemuda memiliki fungsi monitoring dan advokasi. Terkait advokasi dalam rangka mencerdaskan masyarakat, khususnya pemuda yang apatis terhadap politik. Tidak ada yang lebih cocok untuk melaksanakan tugas tersebut selain oleh sesama pemuda. Peran advokasi yang masif perlu pemuda lakukan ditengah-tengah masyarakat untuk mengikis apatisme.”

Kajian mengenai peran pemuda dan politik ini juga mengundang Elsya Tri Ahaddini selaku Komisioner KPUD Sumedang dan Surahman Al Hajj selaku Direktur Utama PT. Waskita Wado Energi. Tamu undangan diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya mengenai bagaimana peran pemuda seharusnya dalam menyambut PILKADA ini.

Elsya menyinggung mengenai peran penting pemuda dalam pengawasan proses PILKADA, terutama tentang mahar politik yang sempat disinggung oleh Dikki Forum Sumedang Muda. “Dalam UU Nomor 8 Tahun 2015 yang diperbaharui menjadi UU No. 10 tahun 2016. Mahar politik sudah dilarang. Dengan konsekuensi bagi yang melakukan adalah pasangan didiskualifikasi. Parpol dilarang untuk mengikuti kembali pilkada atau pencalonan.”dan

“27 Juni 2018 merupakan hari pemilihan. Mulai dari sudah keluarnya nama-nama pasangan calon terverifikasi sampai 24 Juni 2018 adalah masa kampanye. Saya harapkan adanya peran pengawasan yang kuat dari pemuda. Jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran, jangan ragu untuk melapor kepada KPU Sumedang.” Tambah Elsya.

Surahman menyampaikan mengenai pentingnya Pemerintah Daerah Sumedang kedepannya untuk memiliki gagasan-gagsan kuat dengan memanfaatkan potensi Sumedang yang besar. “Tingkat pendidikan politik warga sumedang masih rendah. Kita sebaiknya belajar dari pengalaman Bandung. Sumber Daya Alam tidak termanfaatkan secara optimal. Sumedang didalamnya terdapat 3 mega proyek namun sedikit manfaat yang dapat masyarakat Sumedang ambil atau rasakan. Perubahan sumedang belum signifikan. PEMDA Sumedang belum memanfaatkan dengan baik segala sumber daya yang ada di Sumedang, baik universitas, Sumber Daya Manusia, maupun Sumber Daya Alamnya.

Engkus yang merupakan perwakilan dari BEM Sumedang Raya memberikan tanggapan, “Peran pemuda masa kini hampir hilang. Namun ada beberapa hal yang bias kita lakukan seperti melakukan pengawasan dengan menjadi panwaslu. BEM Sumedang Raya juga memiliki gagasan yaitu ingin mengadakan debat publik para pasangan calon yang dipegang oleh pemuda.”

Tanggapan penutup disampaikan oleh Ricky Alamsyah selaku Direktur Garuda Institute yang juga menjadi peserta kajian. “Dengan potensi jumlah pemuda yang cukup besar, Sumedang memiliki kemampuan untuk berkembang dengan cepat. Hal ini dapat dimulai dari peningkatan animo masyarakat khususnya pemuda terhadap politik yang membangun. Saran-saran pemuda pada hari ini juga harus kita wujudkan bersama dengan KPU Sumedang. Dimulai dari debat publik yang diselenggarakan oleh pemuda, permintaan kepada para pasangan calon untuk menyajikan poster kampanye yang mendidik masyarakat, dan karnaval PILKADA kekinian yang mampu menyentuh masyarakat khususnya pemilih pemuda.” Ujar Ricky. “Mendapatkan referensi yang mendasar mengenai bagaimana seharusnya Sumedang, pemimpin dan masyarakatnya kedepannya juga adalah peran besar yang perlu pemuda ambil. Pemuda harus menjadi referensi yang ideal bagi masyarakat untuk menyukseskan PILKADA demi kemajuan Sumedang.” Tambah Ricky.

Kajian mengenai peran pemuda dan politik ini ditutup dengan penarikan komitmen bersama untuk mewujudkan PILKADA yang cerdas dan pernyataan keterbukaan KPU Sumedang untuk berkolaborasi dengan lembaga/komunitas pemuda.

bottom of page