top of page
Roemah 151

Kedai Kopi Roemah 151 adalah sebuah tempat interaksi sosial yang berada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Di tempat ini masyarakat dan pendatang tidak hanya datang untuk sekedar minum kopi dan bersantai, tapi juga dapat bersosialisasi dan berdiskusi layaknya ruang publik.

  • Grey Facebook Icon
  • Grey YouTube Icon
  • Instagram
  • Google Maps

Social Space

HITS

Sumedang Pride

2017

Recent Posts
Archive

Sumedang Kurang Nongkrong

Nongkrong. Aktifitas ini sampai sekarang selalu menjadi pro-kontra dibeberpa kalangan masyarakat. Ada yang mengganggap sebagai aktifitas negatif karena dianggap tidak produktif, tapi juga beberapa ada yang mengganggap sebagai aktifitas positif dengan alasan-alasan tertentu.

Apapun bentuknya, secara disadari atau tidak, bagi kami aktifitas nongkrong yang sering ditemukan dikalangan anak muda adalah sebuah aktifitas positif yang harus dibudayakan dari sejak dini. Ada yang mau protes? Silakan, saya menghargai apapun pendapat orang-orang yang membaca blog ini.

"Sumedang malem-malem itu kayak kota abis diserang virus zombie, sepi bener gak ada kehidupan. Orang-orang disini kurang piknik kayaknya." ucap seorang teman dari Jakarta.

Saya sebagai orang asli Sumedang hanya bisa tertawa, seakan seperti sebuah sindiran namun impresi teman saya itu adalah faktanya. Entah ada berapa banyak komunitas, lembaga, ataupun pergerakan masyarakat yang ada di kota ini, tapi keberadaannya dinilai masih kurang masih untuk menghidupkan kota ini. Dan bila kita berbicara solusi yang dapat memecahkan masalah kemonotonan warga setempat.

Masyarakat Sumedang pasti ingin kotanya maju? Ya, saya juga. Apakah masyarakat Sumedang itu kreatif? Ya, saya percaya. Tapi apa yang kurang dari potensi lokal kita? Untuk menjawab hal ini, mari kita berkaca pada kota tetangga.

Bandung, dari tahun ke tahun selalu dikenal sebagai kota Kreatif, seolah-olah kota yang lain tidak sekreatif anak-anak muda di Bandung. Apa yang paling signifikan dari sebuah kota kreatif? Hanya ada satu kata yang bisa menjelaskan itu semua, Nongkrong.

Ya, anak-anak muda di kota Bandung punya hobi yang sangat kontras dengan anak-anak di kota lain, nongkrong di trotoar jalan, cafe, bar, mall, alam terbuka, atap rumah, kost-kostan ataupun ruang publik. Sekilas aktifitas ini terlihat sangat tidak produksi, namun apabila ditelusuri lebih dalam, dari sekedar nongkrong biasa, karena terjadinya interaksi sosial antara individu, munculah gagasan-gagasan atau ide untuk melakukan sesuatu dari setiap obrolan.

Hal ini pun dibenarkan oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Sekitar 2012, sebelum dia menjadi Walikota, saya sempat satu team dengannya di radio Ardan Bandung menjalankan program siaran Bandung Banget. Kebetulan orang yang akrab disapa kang Emil ini menjadi penyiar sekaligus narasumber tetap untuk program siaran tersebut. Dalam salah satu siarannya kang Emil pernah membahas seputar kreatifitas anak muda kota Bandung yang tidak pernah ada matinya. Salah satu statementnya saat itu adalah, "Kenapa anak muda Bandung selalu bisa menciptakan sesuatu yang kreatif, karena anak-anak muda di Bandung suka nongkrong, dari ngumpul-ngumpul jadi ide, jadi gagasan, dari gigitaran, jadi band." pungkas Kang Emil di sela-sela siaran Bandung Banget Ardan Radio saat itu.

Jaman sekarang, mencari gagasan/ide tidak harus selalu dalam bentuk forum diskusi, karena secara psikis, itu adalah sebuah kegiatan yang terkesan berat, sedangkan kecendurengan masyarakat jaman sekarang terkesan menghindari hal-hal yang berat dan mencari konten-konten ringan tanpa harus menguras pikiran. Dan nongkrong adalah sebuah solusi guna menstimulus keberanian anak-anak muda di kota Sumedang dalam menciptakan karya nyata untuk masyarakat ataupun sekedar memenuhi kepuasan pribadi.

Oleh karena itu, mulai budayakan nongkrong sejak dini. Boleh nongkrong tapi jangan sampai menjerumuskan diri kearah pelanggaran hukum. Bebaskan pikiranmu, ciptakan ruang gerak yang lebih luas dan hidupkan interaksi dengan sekitar untuk Sumedang yang lebih baik.

bottom of page